Ini adalah satu pandangan yang mungkin bermanfaat yang saya kutip dari emai salamdamai43@yahoo.co.id

Manusia dan Binatang??

Si Ani dibesarkan pada keluarga yang beragama A, dan Rina dibesarkan oleh keluarga beragama B. Ani banyak diajarkan tentang bagaimana menjadi seorang penganut agama A yang setia. Diajarkan bahwa agamanyalah yang paling benar dan berhak dianut oleh semua umat manusia, dan penganut agama lain jika kelak meninggal akan menempati neraka yang dalam dan abadi, darinya sudah pasti penganut agama A akan mendapat jaminan surga ketika kematian menjemput. Darinya juga diajarkan banyak kelebihan dari agamanya dan banyak kekurangan dan kelemahan dari agama lainnya. Lebih banyak lagi ia diajarkan untuk lebih banyak mengajak penganut lain untuk ikut kepercayaannya; hanya ada satu nama tuhan, dan tidak diperkenankan menyebut nama lain. Dari kebiasaan itu Ani terlahir sebagai penganut setia kepercayaan agama A.

Si Rina terlahir dari keluarga beragama B. Darinya ia banyak menerima ajaran agama ini. Ini adalah sebaliknya dari sebelumnya. Ia dilarang untuk mengunggulkan agamanya; ia ditekan untuk lebih banyak menerapkan agama pada dirinya dan dilarang untuk merendahkan agama penganut lain. Bahkan ia ditekan untuk menolak terlebih dahulu agamanya sebelum akhirnya menerima semua ajarannya. Dia dilarang mengatakan bahwa nama Tuhannya adalah yang paling benar, dia diajarkan bahwa semua nama mewakili Satu Tuhan yang sama. Ia juga diajarkan untuk tidak menganggap diri sendiri yang paling baik; tidak menjanjikan surga atau mengancam dengan neraka kepada orang lain. Ia diajarkan untuk lebih banyak menanyakan diri sendiri ketimbang ke orang lain. Dengan ini ia terlahir sebagai penganut yang lebih banyak menerima dan memahami.

Ya, beberapa penganut saja bisa melahirkan banyak perbedaan karakter. Terlihat dari kecenderungan di atas, akan lahir orang-orang yang berbeda. Ada banyak orang yang rela membela dan membenarkan agama yang dianutnya. Sebagian besar di antara kita akan dengan senang hati dengan agama yang kita anut sekarang, dan tidak akan senang jika dikatakan bahwa agama kita adalah tidak benar. Lebih banyak dari kita juga akan cenderung merendahkan agama orang lain ketimbang merendahkan agama sendiri. Ia mana mungkin ada orang yang mau menyalahkan dirinya sendiri. Banyak orang juga ternyata terlena dengan menghafal banyak kata-kata suci kemudian menganggap dirinya telah suci, sehingga ia dapat menggunakan ayat-ayat ini untuk merendahkan penganut lain, mengklaim ayat ini adalah ayat yang paling otoritas di dunia. Selain kepercayaan yang dianutnya, tentunya orang lain akan masuk siksaan yang berat nantinya. Ia bahkan tak mau melakukan hubungan yang baik dengan penganut lain; membatasi diri, seakan-akan dia adalah binatang yang tak pantas untuk diberikan penghargaan, seakan dirinya sudah benar.

Nah, ini adalah sebagian sifat. Bagaimana kalau seandainya kita adalah orang yang direndahkan, bagaimana kalau kita dianggap tak layak masuk surge, bagaimana kalau kita penganut agama B, yang mungkin penganutnya seluruh dunia ada sekitar satu miliar dianggap tak berhak masuk surga. Padahal di agama A ada banyak orang yang malahan dianggap sudah suci, malah melakukan pencabulan, perkosaan, korupsi, fitnah, tetapi tetap diberikan maaf dan layak untuk masuk surganya si Tuhan A. penganut agama B, yang banyak memberikan bantuan, membantu orang miskin, melaksanakan pembangunan, tak melakukan fitnah, pembunuhan, tetapi karena beragama B, ia tak berhak masuk surge. Untuk masuk surga maka ia harus merubah KTP menjadi agama A.

Di lain pihak kita lihat Negara komunis seperti korea utara tak pernah memepermasalahkan agama bahkan tak menganut agama, tetapi rakyatnya hidup makmur dan banyak filsafat kebijaksanaan yang lahir di sana. Tak ada orang yang saling menyakiti. Tetapi di Negara yang dianggap beragama, malah banyak masalah yang muncul; ribuan nyawa melayang dan dibunuh, tetapi masih dapat dibenarkan oleh suatu ayat. Bom bunuh diri digunakan untuk membunuh sesama, dan ini juga dibenarkan oleh ayat pembalasan dendam dan untuk menegakkan suatu agama. Kita lihat banyak hewan seperti burung, dan semut, walau mereka tidak beragama, tetapi mereka senantiasa menghormati sesamanya, bekerjasama,dan bersatu. Mereka seakan lebih mulia dari kita, yang walaupun sudah mengakui Bergama, tapi tak sekelumitpun mampu memahami dan menerapkannya. Karena kalau sudah paham, mana mungkin ada waktu untuk merendahkan orang lain. Orang ribut menentukan nama Tuhan yang paling tepat. Orang banyak berdoa bahkan tujuh kali sehari, tapi akhirnya ia merelakan nyawanya untuk membunuh ratusan orang yang tidak bersalah. Di lain pihak ada banyak orang tak beragama tapi ia banyak memberikan bantuan moral, kebijakan, melakukan pembangunan dunia; ini lebih bermoral untuk diikuti. Rumput dan pohon dan binatang tak pernah beragama tapi mereka senantiasa membantuk manusia; menyerahkan dirinya untuk kepuasan manusia. Mereka lebih mulia dibandingkan manusia jaman sekarang. Aku menghormati hewan, pohon dan tumbuhan yang banyak membantu kebaikkan dunia……. …………………………..(salamdamai43@yahoo.co.id)………………